Kamis, 25 Oktober 2012

Tadinya Kambing, Jadi Domba, Eh Malah Sapi

Ini adalah kisah adik-kakak yang mulai memaknai arti 'Idul Adha' sebenarnya. Mereka sudah tidak muda lagi ketika akhirnya menyadari bahwa hari raya Idul Qurban itu bukan hanya milik orang-orang kaya, tapi milik mereka yang benar-benar ingin menyempurnakan ibadah kepada Rabbnya.

Usia mereka sudah 20tahunan, sang kakak sudah mendekati akhir usia kepala 2, sedangkan sang adik 8 tahun lebih muda dari kakaknya. Penghasilan mereka tidak ada apa-apanya dibanding dengan orang-orang yang memiliki rumah gedong, jauh sekali. Tapi kalau hanya melihat ke atas maka mereka akan sulit sekali bersyukur. Slogan yang paling disukai kakak-adik ini adalah "kami tidak ingin berpenghasilan tetap, tapi kami ingin tetap berpenghasilan", jadi penghasilan itu ya jangan tetap segitu-gitu aja, harus bertambah :-D

Oke singkat cerita, sekitar 1 bulan sebelum hari raya Idul Adha, si adik mengeluarkan celetuk "kak, tahun ini kita Qurban yuk!", entah apa yang membuat si adik berkata begitu, sang kakak pun diam tidak menanggapi. Mungkin dalam pikiran si kakak, "mau qurban duit dari mane? Kontrakan aje belom dibayar". Lagi-lagi kendala biaya kontrakan rumah yang totalnya 1,4 juta sebulan, maklum saja, adik-kakak ini tinggal di rumah kontrakan yang berbeda karena si kakak sudah berkeluarga sendiri, dan mereka berusaha susah payah untuk saling memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
"Kita patungan aja, nanti qurbannya atas nama mama. Masih ada waktu 1 bulan, insyaAllah bisa kalau memang niat" lanjut si adik. Lagi-lagi tak ditanggapi.
Baiklah, si adik menyerah. Tapi tekadnya tidak luntur, keinginan itu selalu ia sampaikan kepada Yang Maha Berkuasa, ia yakin sekali jika memang ada keinginan yang kuat,  Allah akan memudahkan urusannya.

Kira-kira 1 minggu setelah itu, si adik terkejut saat mendapat SMS dari kakaknya malam-malam,
"Jadi mau patungan qurban ga?"
"JADIIIIIII" jawab si adik spontan antusias.
Padahal ketika menjawab itu, ia masih bingung akan dapat uang darimana, tabungannya di celengan sudah dia niatkan baru akan dipakai 2 tahun lagi, untuk tambahan biaya haji ibunya. Hmm, tabungannya saat itu juga kira-kira baru 200ribuan :-D
Pokoknya modal utamanya adalah NIAT DAN YAKIN, biar Allah nanti yang mencukupi kekurangannya.

Sedikit demi sedikit si adik terus menambah isi celengannya, setiap mendapat lembar 20ribuan, tidak pakai kata tidak, uang itu harus masuk celengan. Rupanya ia sedang mengikuti program #ThePowerOf20rb :-D
Sang kakak pun juga semakin getol berjualan dan memasang promo di FB dan socmed lainnya, pedagang online gitu ;-)

.....

H-10.
Semakin tidak ada pembicaraan tentang rencana beli qurban. Semakin bingung, jadi atau tidak adik-kakak ini beli qurban tahun ini. Sudah pertengahan bulan, kontrakan rumah juga belum dibayar, si adik mulai kebingungan, 700ribu belum ada ditangannya untuk membayar rumah yang ia tinggali bersama mama-papa nya.
Melunturlah semangat itu.
"Tabungan di celengan ini buat 2 tahun lagi aja deh, buat mama pergi haji. Qurbannya tahun depan aja, ngumpulin uang dari jauh-jauh hari, jangan kayak gini, ngumpulin uang ga nyampe sebulan :'( "
Gumamnya dalam hati. Hatinya kalut. Sedih rasanya jika Idul Adha tahun ini belum juga memberangkatkan haji orang tua, berqurban pun tak mampu, padahal kalau mau menyisihkan uang jauh-jauh hari sebelum hari raya, pasti bisa terbeli 1 kambing.

H-4.
Si kakak mulai membuka percakapan, lagi-lagi lewat SMS malam-malam. "Buruan kesini, ngomongin qurban". Kebetulan rumah mereka berdekatan, tapi karena si adik sedang sakit (bulanan), maka ia tidak memenuhi seruan kakaknya.
Dua hari kemudian barulah mereka membicarakan akan membeli qurban apa. Si adik sambil menahan tangis harunya membongkar celengannya dan mengeluarkan lembaran-lembaran 20ribuan. Di depan mama-nya.
"Ya Allah neng, kalo emang belom ada ya ga usah dipaksa. Baru berapa itu dapetnya"
Kata-katanya menyayat hati. Ah, tak kuat hatinya. Mereka ingin sekali membahagiakan orang tua dan berkorban penuh untuk mereka.
"Tenang aja ma, insyaAllah nanti bakal diganti lebih banyak sama Allah :') ".
Dihitungnya pelan-pelan. Ada 18 lembar, artinya ada 360ribu. Lalu ia mengambil uang 50ribu di dalam dompetnya sisa uang gaji yang sudah dipisahkan dengan uang kontrakan (alhamdulillah gaji baru saja cair). Total 450ribu.
"Nih, 450ribu. Kurang sejuta lagi buat dapet kambing yang gemuk"

H-3.
Pukul 10 pagi, si kakak sibuk mengetikkan jari-jarinya di keypad handphone-nya. "Lagi bikin promo Happycall nih, cuma sampe Idul Adha. Alhamdulillah langsung banyak yang pesen, udah 5 orang" ujar si kakak.
"Alhamdulillah :') "
"Kata abinya, dia liat domba gemuk harganya 1,2 jutaan"
"Kok domba?"
"Domba kan lebih bagus, malah harganya mahalan domba daripada kambing. Itu murah banget bisa dapet 1,2 juta"
Ahh, percakapan itu menggetarkan jiwa. Tidak pernah ada percakapan itu sebelumnya, mereka memang tidak pernah berqurban sama sekali sebelumnya, paling hanya menunggu daging yang diedarkan ke rumah-rumah :')

H-1.
Malam takbiran. Si adik belum tau kakaknya sudah jadi beli dombanya atau belum. Sang kakak sedang berada dirumah sang adik. Lalu suami sang kakak datang.
"Mi, abi mau ke indomaret dulu ya"
"Ke indomaret mau beli domba ya?" Ledekku.
"Bi, dia belum tau ya kalo kita jadinya beli sapi? Patungan sama yang lain"
SAPI? :-O

ALLAHU AKBAR.
ALLAHU AKBAR.
ALLAHU AKBAR.
LAA ILAAHA ILALLAH,
WALLAHU AKBAR.
ALLAHU AKBAR WALILLAHILHAMD.

Jika Allah memang berkehendak dan manusia berazzam kuat, tak ada yang bisa mencegahnya.
LAA HAWLA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH.
Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan hasilnya.
Man Jadda Wa Jadaa.

Apalagi untuk urusan ibadah, harus diniatkan yang terbaik. Berqurbanlah dengan qurban yang terbaik. Lihatlah mereka, tidak pernah bermimpi bisa berqurban sapi, dapat berqurban kambing yang kecil pun mungkin mereka sudah sangat bersyukur, tapi Allah berkehendak lebih :')

Malulah jika kita sudah sangat berkecukupan dan bisa mudah mengeluarkan uang untuk membeli barang mahal, sedangkan untuk qurban tertunda bertahun-tahun.

Semoga Allah memberi kelimpahan rizki bagi mereka yang sanggup berqurban, dan segera memampukan mereka yang belum sanggup berqurban :'')

-Depok, 9 Dzulhijjah 1433 H-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar