Rabu, 26 September 2012

Catatan Harian: Cuti Kuliah, Memang Kenapa?

Hmm mendadak ingin menuliskan beberapa kata-kata tentang status akademikku saat ini, ya, masih mahasiswa, namun ada "gelar" khusus yang sedang aku sandang di semester ini. Mahasiswa Cuti.

Entah apa yang 2 bulan lalu aku pikirkan hingga akhirnya dengan berani ku putuskan untuk mengambil cuti di semester ini. Masih teringat semua hujatan dari dosen-dosen yang kala itu aku sedang meminta ijin darinya. Apa masalahnya kalau saya cuti?

Belum lagi bujukan teman-teman yang memintaku untuk tidak cuti. Ah, kalian tidak mengerti kondisiku saat itu. Keputusan ini sudah ku pikirkan matang-matang, bahkan sudah ku bicarakan dengan kedua orang tuaku. Mereka saja tidak masalah, kenapa begitu bermasalah buat kalian?

Mungkin hanya beberapa orang yang mengerti kondisiku saat itu, bisa dihitung dengan hitungan jari. Memang aku tidak ingin semua orang tahu alasan kenapa aku cuti. Beberapa orang bahkan dosen dengan keras bilang padaku, "Memangnya kalau cuti ga ngeluarin biaya?! Bayaran juga kan. Ga kasian sama orang tua udah nguliahin lama-lama anaknya, udah semester akhir malah cuti?!" Well, masalah biaya, orang tua ku tidak perlu khawatir, karena mereka tidak membiayaiku sama sekali. Bukan karena tak ingin membiayai, tapi karena memang mereka sudah tidak bekerja, jadi aku lah yang mencari biaya kuliah sendiri (dan dari subsidi kakak ku juga) :')

Yap, aku tahu alasan banyak orang tidak setuju aku cuti, ada di perkataan dosen ku tadi. Karena aku sudah semester akhir, semester 8! Haha. Bukan semester 8 lagi, bahkan sekarang aku ada di semester 9, dan statusku malah sebagai mahasiswa cuti, bukan sebagai mahasiswa yang sedang skripsi.

Bagiku, cuti itu hak semua mahasiswa yang sedang kuliah, mau dia mahasiswa tingkat pertama, kedua, atau tingkat akhir sepertiku. Aku sangat mengerti kekhawatiran kalian semua, kalian mungkin takut kalau nanti aku lupa akan kewajibanku menyelesaikan studi S1 ini. Tapi bukankah support akan jadi lebih bermanfaat buatku sekarang? :)

Aku lebih tahu kondisiku dan konsekuensi yang akan aku dapatkan. Aku lebih butuh semangat dan doa dari kalian ketimbang perkataan "lagian kemarin kenapa cuti?" "Harusnya bisa cepet selesai kalau ga cuti".
Hidup ini pilihan bukan?
Dan Allah tidak pernah memberikan jalan buntu di setiap pilihan, pasti ada jalan terbaik jika kita berserah padaNya.

At least, ingin ku ucapkan selamat kepada teman-teman sekelasku yang berhasil lulus 4 tahun. 4 tahun, tepat waktu bagi kebanyakan orang, namun bagiku, lulus itu akan ku dapatkan di waktu yang tepat :)

Semoga bukan hanya sebuah gelar Sarjana yang ingin diperoleh selama dan setelah kuliah, melainkan kebermanfaatan bagi banyak orang :)

-- Depok, 10 Dzulqoidah 1433 H --

2 komentar:

  1. That's so touching! You'll deserver better. I do believe!:)

    BalasHapus
  2. hai. setelah browsing mengenai cuti kuliah aku nemuin blog ini. ceritanya bagus, karena aku sekarang juga mengalami apa yang kamu rasain saat itu. yah sebenarnya saat ini aku sedang mencari teman yang senasib agar membesarkan hatiku untuk menjalaninya. cheers (:

    BalasHapus